KULTUR
JARINGAN TANAMAN
Bawang
putih (Allium sativum
L.)
Harlianto
Syamsurianti
Rifaldi
Akbar
arief
Yasri
Muh.
Kamal
Ardi
arifin
Risman
yoioga
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
TAHUN
AJARAN
2012
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kultur
jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan maupun organ , serta menumbuhkannya
dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri
dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali (Sany, 2007).
Bawang putih (Allium sativum L.), termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena
memiliki beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur, sebagai tanaman apotek hidup
pun ia sanggup berkiprah. Allicin adalah komponen utama yang berperan memberi
aroma bawang putih dan merupakan salah satu zat aktif yang di duga dapat
membunuh kuman-kuman penyakit (bersifat anti bakteri).
Kultur kalus sangat
penting peranannya dalam bioteknologi tanaman. Manipulasi rasio auksin dan
sitokinin di dalam media dapat mempermudah perkembangan tunas, akar atau embrio
somatik yang dari mana sesudahnya akan menghasilkan suatu tanaman lengkap.
Kultur kalus juga bisa digunakan untuk memulai suspensi sel, yang digunakan
dalam bermacam-macam cara dalam pembelajaran transformasi tanaman. (Slater, et.al., 2003).
Adapun tujuan dari
kultur kalus dan suspensi sel yaitu untuk perbanyakan klon tanaman melalui pembentukan
organ dan embrio, regenerasi varian-varian genetika, mendapatkan tanaman bebas
virus, sebagai sumber untuk produksi protoplas, sebagai bahan awal untuk
kreopreservasi, produksi metabolit sekunder dan biotransformasi. (Zulkarnain,
2009).
Konsep awal dari kultur
jaringan adalah di ketahuinya kemempuan totipotensi dari sel tumbuhan.
Totipotensi sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi
genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi
menjadi tanaman lengkap.
Lingkungan aseptik
sebagai salah satu syarat utama suksesnya kegiatan kultur jaringan perlu di terapkan
dengan sungguh-sungguh. Untuk itu perlu adanya usaha sterilisasi peralatan yang
akan di gunakan dalam proses kultur.
Tidak hanya terbatas
pada peralatan, namun ruangan yang akan digunakan pun harus dalam kondisi
aseptik. Tujuan utama dari sterilisasi ruangan maupun peralatan kultur pada
dasarnya untuk menghindari kontaminasi oleh mikro organisme yang ada di
peralatan maupun di udara bebas sekitar ruangan. Perlakuan tersebut mutlak di lakukan
terutama pada ruang penabur atau tempat yang di gunakan untuk penanaman
eksplan. (Widarto, 1996).
Tujuan
dan kegunaan praktikum
·
Mengenal dan mengetahui salah satu organ tanaman mampu
beregenerasi atau berdeferensias menjadi tanaman lengkap.
·
Untuk meningkatkan keterampian dalam melakukan
sterilisasi alat maupun bahan yang akan di gunakan dalam teknik kultur jaringan
tanaman.
·
Mengetahui cara pembuatan stok hara makro, mikro dan ZPT
(Zat Pengatur Tumbuh) pada kultur jaringan.
·
Mempelajari cara pembuatan media dengan baik dan benar.
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi
Sebagai syarat mutlak
suksesnya kultur jaringan tanaman, biasanya sterilisasi di lakukan dengan
menggunakan autoklaf. Bahkan autoklaf juga dapat di gunakan untuk sterilisasi
media tumbuh kultur jaringan. Tipe autoklaf yang dapat di gunakan untuk
sterilisasi sangatlah beragam macamnya, mulai dari yang sederhana sampai di gital
(terprogram) (Gunawan, 1988).
Autoklaf yang sederhana
menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang di tambahkan ke dalam autoklaf.
Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan autoklaf
sederhana ini, tekanan dan temperatur di atur dengan jumlah panas dari api.
Kelemahan dari autoklaf ini adalah bahwa perlu adanya penjagaan dan pengaturan
panas secara manual dan terkontrol, selama masa sterilisasi di lakukan. Tetapi
autoklaf ini mempunyai keuntungan, yaitu: lebih sederhana sederhana, harga
relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan
problema untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari
autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf.
Pekerjaan
dalam teknik kultur jaringan harus senantiasa dalam keadaan bersih dan steril.
Pemeliharaan kondisi aseptik diperlukan untuk mendapatkan keberhasilan yang memuaskan
dalam pelaksanaan teknik kultur jaringan. Sterilisasi merupakan langkah awal
dalam kegiatan kultur jaringan, meliputi: sterilisasi alat-alat gelas,
instrumen dan bahan tanaman, sterilisasi ruang kerja dan perkerja (praktikan).
Sterilisasi
alat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: autoklaf, pemanasan
kering dalam oven, dan bahan kimia. Penggunaan cara ini tergantung dari jenis
bahan yang akan disterilisasi.
Sumber
eksplan yang berasal dari lapang cukup banyak mengandung kontaminan berupa mikroba
(bakteri, fungi, nematoda) sehingga sebelum digunakan harus disterilisasi.
Sterilisasi tanaman dilakukan dengan cara tidak mematikan jaringan tanaman
tetapi dapat mematikan atau menghilangkan kontaminan yang ada.
Sterilisasi
alat
Sterilisasi alat dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain:autoklaf, pemanasan kering dalam oven, dan
bahan kimia. Penggunaan cara ini tergantung dari jenis bahan yang akan
disterilisasikan.
Prosedur stelisasi alat-alat gelas
dan instrumen lainnya, sebagai berikut :
1. Di cuci alat-alat gelas
(labu ukur, erlemenyer, botol-botol
kultur)
dengan air sabun.
2. Bilas
alat-alat gelas tersebut beberapa kali dalam air mengalir.
3. Kering
anginkan beberapa saat hingga sisa air bilasan hilang dan dapat langsung di gunakan.
4. Bilas
dengan aquades alat-alat gelas setiap akan menggunakannya.
5. Khusus
untuk botol-botol kultur, cawan petri, dan alat-alat disterilkan dengan
menggunakan autoklaf.
6. Botol
kultur yang telah di bersihkan
di masukkan
ke dalam autoklaf. Suhu autoklaf untuk sterilisasi adalah 121oC dengan tekanan 17,5 psi
selama satu jam, perhitungan di
mulai
saat tekanan telah tercapai.
7. Setelah
waktu autoklaf selesai, biarkan suhu dan tekanan autoklaf turun hingga ketitik
awal (nol).
8. Botol
kultur yang telah di sterilkan
di simpan
di tempat
yang steril dan bersih atau dalam ruang kultur.
9. Alat-alat
tanam (pinset, gunting) dapat di
sterilkan
dengan pembakaran atau pemanasan dalam alat-alat bakteri-nerator.
10. Alat-alat
(gelas petri, kertas, pinset, gunting) sebelum di autoklaf di bungkus dengan kertas.
Sterilisasi botol kultur
dengan menggunakan autoklaf
Sterilisasi
eksplan dan penanaman bawang putih
Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam sterilisasi dan penanaman eksplan bawang putih adalah sebagai
berikut :
1. Siapkan
eksplan bawang putih,
di potong
1/4 bagian yang di ambil adalah bagian
bawah atau tempat keluarnya akar.
2. Setelah
di potong
hingga bagian terkecil eksplan bawang putih
di cuci
dengan aquades dan di rendam
ke dalam clorox (Byclean) selama 10 menit di perkecil lagi eksplan
bawang putih dengan membuang
seludang kulit luarnya.
3. Di rendam di bilas lagi dengan
menggunakan aquades.
4. Siapkan
alat dan untuk menanam di atas Laminar Air Flow (LAF) gunting, scalpel, pinset,
cawan petri, bunsen, betadine, eksplan bawang putih dan botol kultur (media).
5. Sterilkan
tangan menggunakan alkohol dengan cara di semprot (handspayer) sebelum melakukan
penanaman dan juga apabila tangan keluar dari dalam LAF.
6. Masukkan
eksplan kedalam cawan petri yang telah diisi dengan betadine.
7. Panaskan
pinset pada bunsen, ambil botol kultur buka tutup botol (aluminium foil) dengan
pinset dan panaskan aluminium foil di atas bunsen kemudian letakkan.
8. Ambil
eksplan bawang putih
yang ada di cawan
petri dengan pinset yang telah di
panaskan
di atas
bunsen dan di tanam
ke dalam botol kultur secara hati-hati.
9. Eksplan
bawang putih di tanam dan di tutup rapat dengan
aluminium foil yang sebelumnya telah di panaskan di atas bunsen dan diikat
menggunakan karet gelang dan di
simpan
di ruang inkubasi.
10. Pengamatan
di lakukan
pada eksplan bawang putih.
Penanaman eksplan ke dalam botol
kultur
Pembuatan larutan stok
Langkah
– langkah pembuatan larutan stok :
1. Larutan
stok hara mikro
Langkah –
langkah pembuatan stok hara miko :
a. Siapkan
alat timbangan analitik, aluminium foil, labu semprot gelas piala dan bahan
hara mikro yaitu KI, H3BO3, MnSO . 4H2O, ZnSO4
. 7H2O, NaMoO4 . 2H2O, CuSO4 5H2O
dan CaCl2 6H2O
b. Setelah
disiapkan alat dan bahan timbang masing-masing senyawa seperti yang terdapat
pada. Larutan stok hara mikro yang akan dibuat 250 ml.
c. Masukkan
senyawa pertama ke dalam gelas piala 250 ml yang telah diisi aquades sebanyak
10 ml kemudian aduk.
d. Setelah
senyawa pertama larut di masukkan lagi senyawa yang kedua yang telah ditimbang
begitu seterusnya hingga semua senyawa larut.
e. Tepatkan
volume gelas piala hingga 250 ml dengan menambahkan aquades dan tutup rapat
menggunakan aluminium foil.
f. Beri
label dengan “Stok Hara Mikro” dan disimpan pada suhu rendah atau sejuk.
2. Larutan stok hara makro
Langkah – langkah pembuatan stok hara makro yaitu :
a. Larutan
Stok A (NH4NO3)
·
Untuk Media MS
(Murashige dan Skoog) dibutuhkan NH4NO3 1650 mg/l (1650 ppm). Karena stok yang akan
dibuat hanya 250 ml maka NH4NO3 yang dibutuhkan yaitu 4,12 g.
·
Timbang senyawa NH4NO3
sebanyak 4,12 g.
·
Masukkan ke dalam gelas
piala 250 ml yang telah disi aquades sebanyak 25 ml, aduk hingga larut.
·
Setelah NH4NO3
larut dicukupkan aquades hingga
penuh gelas piala 250 ml.
·
Ditutup rapat dengan
menggunakan aluminium foil
·
Diberi label “Stok A”,
kemudian disimpan pada suhu kamar 16oC.
b. Larutan
Stok B (KNO3)
·
Untuk Media MS
(Murashige dan Skoog) dibutuhkan KNO3 1900 mg/l (1900 ppm). Karena stok yang akan
dibuat hanya 250 ml maka KNO3 yang dibutuhkan yaitu 4,5 g.
·
Timbang senyawa KNO3
sebanyak 4,5 g.
·
Masukkan ke dalam gelas
piala 250 ml yang telah disi aquades sebanyak 50 ml, aduk hingga larut.
·
Tahap selanjutnya sama
dengan pembuatan larutan Stok A di atas.
·
Larutan jadi dari KNO3
diberi label “Stok B”.
c. Larutan
Stok C (CaCl2 . 2H2O)
·
Untuk Media MS
(Murashige dan Skoog) dibutuhkan CaCl2 . 2H2O 440 mg/l (440 ppm). Karena stok yang akan
dibuat hanya 250 ml maka CaCl2 . 2H2O yang dibutuhkan yaitu 1,1 g.
·
Timbang senyawa CaCl2
. 2H2O sebanyak
1,1 g.
·
Masukkan ke dalam gelas
piala 250 ml yang telah disi aquades sebanyak 50 ml, aduk hingga larut.
·
Tahap selanjutnya sama
dengan pembuatan larutan Stok A dan B.
·
Larutan jadi dari CaCl2
. 2H2O diberi
label “Stok C”.
d. Larutan
Stok D (MgSO4 . 7H2O dan KH2PO4)
·
Untuk Media MS
(Murashige dan Skoog) dibutuhkan MgSO4 . 7H2O 370 mg/l (370 ppm) dan KH2PO4
170 mg/l (170 ppm) . Karena
stok yang akan dibuat hanya 250 ml maka CaCl2 . 2H2O
yang dibutuhkan yaitu 0,92 g dan
KH2PO4 sebanyak 0,42 g. (Lampiran)
·
Timbang senyawa CaCl2
. 2H2O sebanyak
0,92 g dan KH2PO4 sebanyak 0,42 g.
·
Masukkan CaCl2
. 2H2O ke dalam gelas piala 250 ml yang telah disi aquades sebanyak
25 ml, aduk hingga larut setelah larut dicampurkan KH2PO4
aduk hingga larut.
·
Tahap selanjutnya sama
dengan pembuatan larutan Stok A, B dan C.
·
Larutan jadi dari CaCl2
. 2H2O dan KH2PO4
diberi label “Stok D”.
e. Larutan
Stok E (FeSO4. 7H2O dan Na2EDTA)
·
Untuk Media MS
(Murashige dan Skoog) dibutuhkan FeSO4. 7H2O 27,8 mg/l (27,8 ppm) dan Na2EDTA
37,3 mg/l (37,3 ppm) . Karena
stok yang akan dibuat hanya 100 ml maka FeSO4. 7H2O yang dibutuhkan yaitu 0,02 g dan Na2EDTA
sebanyak 0,03 g.
·
Timbang senyawa FeSO4.
7H2O sebanyak 0,02
g dan Na2EDTA sebanyak 0,03 g.
·
Masukkan FeSO4.
7H2O ke dalam gelas piala 100 ml yang telah disi aquades sebanyak 10
ml, aduk hingga larut sambil dipanaskan beberapa menit untuk mempercepat
pelarutan setelah larut dicampurkan lagi Na2EDTA aduk hingga larut.
·
Setelah FeSO4.
7H2O dan Na2EDTA
larut dicukupkan aquades hingga
penuh gelas piala 100 ml.
·
Di tutup rapat seluruh
bagian gelas piala dengan menggunakan aluminium foil.
·
Larutan jadi dari FeSO4.
7H2O dan Na2EDTA
diberi label “Stok E”.
3. Larutan
Stok Vitamin
Adapun langkah-langkah pembuatan larutan
stok vitamin sebagai berikut
a.
Timbang masing-masing
jenis vitamin yaitu glycine, nicotinic acid, pyridoxin-HCl,
thiamin-HCl dan Myo-inositol larutan vitamin yang akan dibuat
b.
Larutkan vitamin
tesebut ke dalam gelas piala 100 ml yang telah terisi 10 ml aquades, aduk
hingga larut dan untuk vitamin Myo-inositol dibedakan tersendiri ke dalam gelas
piala 250 ml.
c.
Tepatkan volume gelas
piala hingga 100 ml dengan menambahkan aquades kemudian tutup rapat menggunakan
aluminium foil begitu juga dengan vitamin Myo-inositol.
d. Beri
label dengan “Stok Vitamin” pada gelas piala 100 ml dan “Myo” pada gelas piala
250 ml disimpan dalam lemari pendingin atau udara sejuk.
4. Larutan
Stok Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Auksin 2,4-D
Adapun langkah-langkah pembuatan ZPT
2,4-D sebagai berikut :
a. Timbang
bahan zat pengatur tumbuh 2,4-D sebanyak 0,02 g.
b. Tuang
ke dalam gelas piala 250 ml yang telah berisi aquades 25 ml.
c. Kocok
larutan zat pengatur tumbuh agar melarut, untuk mempercepat pelarutan
ditambahkan sedikit NaOH 1 N atau etanol 40% atau dengan cara memanaskan.
d. Larutan
zat pengatur tumbuh yang telah larut ditepatkan volumenya hingga 250 ml dengan
menambahkan aquades, ditutup rapat menggunakan aluminium foil dan diberi label
“Stok Hormon Tumbuh”.
e. Stok
hormon tumbuh dapat digunakan beberapa kali, sehingga perlu disimpan dalam
lemari es.
Pembuatan media tanam
Adapun
langkah-langkah yang di lakukan dalam pembuatan media sebagai berikut :
1. Siapkan
bahan dalam pembuatan media seperti stok hara makro, stok hara mikro, stok
vitamin, stok hormon tumbuh (2,4-D dan Air Kelapa), agar, dan gula pasir.
2. Pipet
stok hara makro mulai dari stok A, B, C dan D sebanyak 25 ml dimasukkan ke
dalam gelas ukur. Begitu juga dengan stok E sebanyak 2,5 ml.
3. Pipet
stok hara mikro sebanyak 1,25 ml begitu juga stok vitamin dan Myo-inositol
sebanyak 0,25 ml.
4. Pipet
Hormon tumbuh 2,4 D sebanyak 0,25 ml kemudian timbang gula sebanyak 7,5 gram
dan di masukkan
kedalam gelas piala yang berisi larutan air kelapa sebanyak
37,5 ml kemudian diaduk hingga larut dan dicukupkan 250 ml dengan aquades.
5. Setelah
gula larut dalam air kelapa, pipet sebanyak 37,5 ml dan di masukkan ke gelas ukur
yang telah berisi stok hara makro, mikro, vitamin dan 2,4-D.
6. Aduk
campuran pada gelas ukur sambil di
panaskan
di atas
kompor sambil diaduk selama 30 menit.
7. Setelah
campuran mendidih dilakukan pengukuran pH larutan .
8. Di masukkan agar-agar
sebanyak 2 gram dan di aduk.
9. Kemudian
masukkan campuran tadi ke dalam botol kultur yang telah disiapkan.
10. Setelah
campuran media tadi di masukkan
ke dalam botol kultur
maka media harus disterilkan lagi menggunakan autoklaf selama 15 menit.
11. Media
yang telah di sterilkan di
simpan
di tempat inkubasi atau tempat sejuk.
Media kultur jaringan
Media
kultur jaringan telah banyak di
formulasikan
oleh ahli fisiologi, sesuai dengan tujuan dan jenis tanaman. Formulasi kimia
media kultur jaringan yang umum adalah : MS (Murashige dan Skoog), B5, Nitsch
dan Nisch’s, White, Knop, Vacin dan Went, dan N-6. Pada dasarnya semua
formulasi media ini terdiri dari hara mineral makro dan mikro, vitamin, sumber
karbon (energi) dan asam amino, yang membedakan diantara (konsentrasi) dari
unsur-unsur tersebut berbeda untuk tiap jenis tanaman dan tujuan penggunaan
kultur jaringan.
Hormon tumbuh air kelapa (coconut
milk/water) adalah cairan endosperma dari buah kelapa yang mengandung
senyawa organik komplek (Pierik, 1997). Menurut Tulecke et al. (1961)
air kelapa mengandung gula, gula alkohol, asam amino, asam organik, vitamin,
fitohormon dan unsur anorganik (kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi,
tembaga, fosfor, sulfat dan klor). Asam amino yang terdapat di dalam air kelapa
sebanyak 20 jenis, yaitu aspartat, glutamat, serin, glisin, asparagin,
threonin, alanin, glutamin, histidin, lisin, arginin, prolin, valin,
hidroksiprolin, leusin, fenilalanin, tirosin, y-aminobutirat, metionin dan
homoserin.
Tujuan
kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman yang biasanya sangat
lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang besar dalam waktu yang
singkat, selain itu diperoleh tanaman yang bebas virus, membantu pemulian
tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada tanaman yang biasa
diperbanyak secara vegetatif (Anonim, 2008).
Larutan
stok
Pembuatan
larutan stok penting artinya, karena dapat menghindarkan di lakukannya penimbangan komponen
media yang berulang-ulang. Senyawa larutan stok ini disimpan pada tempat yang
berbeda dan dibuat dalam konsentrasi yang tinggi (kadang 10-100 kali) dari
kebutuhan. Pembuatan larutan stok didasarkan atas: stok hara makro, stok hara
mikro, stok Fe, stok vitamin dan stok hormon tumbuh (Abdullah, 1997).
Jumlah
larutan stok ini harus disesuaikan dengan keperluan agar tidak terlalu lama
tersimpan, misalnya stok hara dapat disimpan antara 4-8 minggu, stok vitamin
dapat disimpan antara 2-3 bulan. Stok yang lain telah mengalami pengedapan dan
ditumbuhi mikroorganisme tidak dapat dipakai lagi. Oleh karena itu, penyimpanan
larutan stok harus bersih dan ditutup rapat serta disimpan ditempat sejuk atau
udara dingin (lemari es).
ALAT
DAN BAHAN
Alat
Adapun alat yang di gunakan dalam
praktikum kali ini adalah :
·
Pinset : Di gunakan untuk menjapit
eksplan.
·
Pisau skalpel :
Di
gunakan
untuk memotong eksplan.
·
Botol kultur : Di gunakan sebagai botol
tempat ditanamnya eksplan.
·
Erlenmeyer: Di gunakan untuk menyimpan
larutan stok.
·
Aluminium Foil: Di gunakan untuk menutup
botol kultur maupun untuk melindungi
larutan stok dari cahaya matahari secara langsung.
Bahan
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum kultur
jaringan bawang putih adalah Bawang putih, Betadine, Klorox (Byclean),
Alkohol 70%, Aquades, Stok Hara Makro dan Mikro, Stok Hormon Tumbuh (2,4-D dan
Air Kelapa), Agar, Tissue, Karet gelang dan Aluminium foil.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun pengamatan yang
di lakukan setiap minggunya untuk mengamati setiap eksplan berupa jumlah
eksplan yang hidup, mati, berlendir dan berjamur.
Adapun
hasil pengamatan dari praktikum KULTUR JARINGAN TANAMAN pada tanaman bawang
putih, yaitu ;
Tabel 1 : Pengamatan pertama
EKSPLAN
|
HIDUP
|
MATI
|
BERLENDIR
|
BERJAMUR
|
Bawang putih
|
-
|
-
|
1
|
1
|
3
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
-
|
-
|
1
|
|
-
|
-
|
2
|
1
|
|
1
|
-
|
1
|
-
|
|
1
|
-
|
1
|
-
|
|
1
|
-
|
1
|
1
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
Sumber : Data primer setelah diolah 2012
Tabel 2: Pengamatan kedua
EKSPLAN
|
HIDUP
|
MATI
|
BERLENDIR
|
BERJAMUR
|
Bawang putih
|
-
|
2
|
-
|
-
|
1
|
2
|
-
|
-
|
|
2
|
1
|
-
|
-
|
|
1
|
2
|
-
|
-
|
|
1
|
1
|
-
|
-
|
|
1
|
1
|
-
|
-
|
|
2
|
1
|
-
|
-
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
Sumber:
Data primer setelah diolah 2012
Tabel 3 :
Pengamatan ketiga
EKSPLAN
|
HIDUP
|
MATI
|
BERLENDIR
|
BERJAMUR
|
Bawang putih
|
-
|
2
|
-
|
-
|
1
|
2
|
-
|
-
|
|
2
|
1
|
-
|
-
|
|
1
|
2
|
-
|
-
|
|
1
|
1
|
-
|
-
|
|
1
|
1
|
-
|
-
|
|
2
|
1
|
-
|
-
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
Sumber: Data primer setelah diolah
2011
Dari hasil percobaan,
di peroleh persentase berapa % pertumbuhan dan % kontaminasi adalah
%
pertumbuhan = Jumlah tanaman
yang hidup x 100%
Jumlah tanaman seluruhnya
= 10 x
100%
=
1000 %
|
% kontaminasi = Jumlah botol kutur yang terkontaminasi x
100%
Jumlah tanaman seluruhnya
=
10 x 100 %
=
1000 %
|
%
Pertumbuhan = 10 x
100 % 20
= 50%
%
Kontaminasi = 10 x
100 %
20
= 50 %
Pembahasan
Dari hasil percobaan,
di ketahui bahwa % pertumbuhan adalah 50 %. Di mana kalus tersebut tumbuh dari lubang
kecil yang terdapat di dalam siung yang terdiri dari calon-calon tanaman baru
pada tanaman bawang putih. Hal ini sesuai menurut Wibowo (1999) yang menyatakan
bahwa siung bawang putih kelihatannya utuh, tetapi sebenarnya di bagian dalam
terdapat lubang kecil dari dasar sampai ke ujung siung. Di dalam lubang kecil
ini, di dalam siung bagian bawah terdapat tunas-tunas vegetatif yang terdiri
dari calon-calon tanaman baru.
Dari hasil percobaan di
peroleh 50 % yang terjadi kontaminasi. Adapun kontaminasi tersebut kemungkinan
di sebabkan oleh proses sterilisasi eksplan dan media yang kurang steril, lingkungan
kerja dan penanaman yang tidak hati-hati juga dari hewan kecil yang berhasil
masuk ke botol kultur. Beberapa sumber kontaminasi mikroorganisme pada sistem
kultur jaringan dapat di simpulkan bahwa medium sebagai akibat proses
sterilisasi yang tidak sempurna, Lingkungan kerja dan pelaksanaan penanaman
yang kurang hati-hati dan kurang teliti, Eksplan : Secara internal (kontaminan
terbawa dalam jaringan), secara eksternal akibat dari prosedur sterilisasi yang
kurang sempurna. (Hendaryono dan Wijayani, 1994)
Masalah yang sering di
hadapi pada kultur tahap ini adalah terjadinya pencokelatan atau penghitaman
bagian eksplan (browning). Hal ini di sebabkan oleh senyawa fenol yang timbul
akibat stress mekanik yang timbul akibat pelukaan pada waktu proses isolasi
eksplan dari tanaman induk. Senyawa fenol tersebut bersifat toksik, menghambat
pertumbuhan atau bahkan dapat mematikan jaringan eksplan. (Luri, 2009).
Hal yang menyebabkan
timbulnya jamur pada kultur jaringan tanaman ( bawang putih ), adalah
kemungkinan besar di sebabkan oleh alat yang di gunakan kurang steril sehingga
dapat menimbulkan timbulnya jamur, alat-alat yang di gunakan harus dalam
keadaan steril. Karena kondisi yang seteril akan menentukan berhasil tidaknya
suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak steril, maka akan
mudah terkena kontaminasi sehingga kemampuan totipotensi sel akan terhambat.
Alat-alat logam dan gelas yang di gunakan pada saat penanaman dapat di sterilkan
dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga di sterilkan
dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakar
bunsen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari
hasil percobaan diketahui bahwa % pertumbuhan adalah 50%.
2. Dari
hasil percobaan diketahui bahwa % kontaminasi adalah 50%.
3. Dari
hasil percobaan diketahui bahwa suhu dan cahaya pada ruang inkubasi
mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan.
4. Dari
hasil percobaan diketahui bahwa pada kontaminasi dapat disebabkan oleh proses
sterilisasi eksplan dan media yang tidak
steril, lingkungan kerja dan penanaman yang tidak hati-hati juga dari hewan
kecil yang berhasil masuk ke botol kultur.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sany, 2007.
Kultur jaringan tanaman, jakarta
Slater,
A., N. Scott, M. Fowler. 2003. Plant Biotechnology : The Genetic
Manipulation of
Plants. Oxford University Press Inc., New York.
Zulkarnain,
2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta.
Widarto,
1996. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung,
Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius,
Yogyakarta.
Gunawan, 1988. Sterilisasi tanaman
bawang putih.
Pierik RLM. 1997. In Vitro Culture
of Higher Plants. Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, The Netherlands.
Anonim,
2008. Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan tanaman.
Abdullah.
1997. Pedoman Praktikum Teknik Kultur Jaringan Tanaman. Fakultas Pertanian
Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Wibowo, 1999. Budidaya
Bawang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hendaryono, D.P dan A. Wijayani. 1994.
Teknik Kultur Jaringan: Pengendalian dan
Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif Modern. Kanisius, Jakarta.
Luri, S. 2009. Diakses dari
http://www.kultur-jaringan.blogspot.com, tanggal 27
Oktober
2009/3 pages.
http://.anthuriumonline.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 22 Desember 2008.
http://id.wikipedia.org.
Bawang putih. Diakses tanggal 11 November 2009.
LAMPIRAN
Tabel Lampiran
1. Komposisi Media Murashige and Skoog (MS)
Larutan
Stok
|
Senyawa Kimia
|
Konsentrasi
Kimia (g/l)
|
Volume Stok Dalam Media (ml/l)
|
Murashige and Skoog (MS)
mg/l
|
A
B
C
D
E
F
G
H
|
NH4NO3
KNO3
H3BO3
KH2PO4
Kl Na2MoO4.2H2O
COCl2.2H2O
CaCl2.2H2O
MgSO4.7H2O
MnSO4.7H2O
ZnSO4.7H2O
CuSO4.5H2O
Na2EDTA
FeSO4.7H2O
Thiamine
HCl
Pyridoxine-HCl
Nicotinic
Acid
Glycine
Myo-inositol
|
82,500
95,000
1,240
34,000
0,166
0,050
0,005
88,000
74,000
3,380
1,720
0,005
3,370
2,780
0,010
0,050
0,050
0,200
10,000
|
20
20
5
5
5
1
10
10
|
1650
1900
6.2
170
0.83
0.25
0.025
440
370
22.3
8.6
0.025
37.3
27.8
0.1
0.5
0.5
2.0
100
|
Gula = 30 g/l
Agar-agar = 7 g/l
IAA = 1 ppm
BAP = 4 ppm
Coin Casino Review 2021 - Get $100 No Deposit Bonus
BalasHapusCoin Casino is a real deccasino money online casino with a few cool features that you can 1xbet do when you play casino games for real money. · Deposit Options. · Welcome Bonus. · 24/7 Support. · Desktop and Mobile. · 인카지노 Banking.