Senin, 07 Januari 2013

perbanyakan tanaman bawang putih dengan teknik kultur jaringan tanaman

KULTUR JARINGAN TANAMAN
Bawang putih (Allium sativum L.)

Harlianto
Syamsurianti
Rifaldi
Akbar arief
Yasri
Muh. Kamal
Ardi arifin
Risman yoioga






FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAHUN AJARAN
2012





PENDAHULUAN
Latar belakang
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan maupun organ , serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali (Sany, 2007).
Bawang putih (Allium sativum L.), termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur, sebagai tanaman apotek hidup pun ia sanggup berkiprah. Allicin adalah komponen utama yang berperan memberi aroma bawang putih dan merupakan salah satu zat aktif yang di duga dapat membunuh kuman-kuman penyakit (bersifat anti bakteri).  
Kultur kalus sangat penting peranannya dalam bioteknologi tanaman. Manipulasi rasio auksin dan sitokinin di dalam media dapat mempermudah perkembangan tunas, akar atau embrio somatik yang dari mana sesudahnya akan menghasilkan suatu tanaman lengkap. Kultur kalus juga bisa digunakan untuk memulai suspensi sel, yang digunakan dalam bermacam-macam cara dalam pembelajaran transformasi tanaman. (Slater, et.al., 2003).
Adapun tujuan dari kultur kalus dan suspensi sel yaitu untuk perbanyakan klon tanaman melalui pembentukan organ dan embrio, regenerasi varian-varian genetika, mendapatkan tanaman bebas virus, sebagai sumber untuk produksi protoplas, sebagai bahan awal untuk kreopreservasi, produksi metabolit sekunder dan biotransformasi. (Zulkarnain, 2009).
Konsep awal dari kultur jaringan adalah di ketahuinya kemempuan totipotensi dari sel tumbuhan. Totipotensi sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Lingkungan aseptik sebagai salah satu syarat utama suksesnya kegiatan kultur jaringan perlu di terapkan dengan sungguh-sungguh. Untuk itu perlu adanya usaha sterilisasi peralatan yang akan di gunakan dalam proses kultur.
Tidak hanya terbatas pada peralatan, namun ruangan yang akan digunakan pun harus dalam kondisi aseptik. Tujuan utama dari sterilisasi ruangan maupun peralatan kultur pada dasarnya untuk menghindari kontaminasi oleh mikro organisme yang ada di peralatan maupun di udara bebas sekitar ruangan. Perlakuan tersebut mutlak di lakukan terutama pada ruang penabur atau tempat yang di gunakan untuk penanaman eksplan. (Widarto, 1996).

Tujuan dan kegunaan praktikum
·            Mengenal dan mengetahui salah satu organ tanaman mampu beregenerasi atau berdeferensias menjadi tanaman lengkap.
·            Untuk meningkatkan keterampian dalam melakukan sterilisasi alat maupun bahan yang akan di gunakan dalam teknik kultur jaringan tanaman.
·            Mengetahui cara pembuatan stok hara makro, mikro dan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) pada kultur jaringan.
·            Mempelajari cara pembuatan media dengan baik dan benar.



TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi
Sebagai syarat mutlak suksesnya kultur jaringan tanaman, biasanya sterilisasi di lakukan dengan menggunakan autoklaf. Bahkan autoklaf juga dapat di gunakan untuk sterilisasi media tumbuh kultur jaringan. Tipe autoklaf yang dapat di gunakan untuk sterilisasi sangatlah beragam macamnya, mulai dari yang sederhana sampai di gital (terprogram) (Gunawan, 1988).
Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang di tambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur di atur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan dari autoklaf ini adalah bahwa perlu adanya penjagaan dan pengaturan panas secara manual dan terkontrol, selama masa sterilisasi di lakukan. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan, yaitu: lebih sederhana sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf.
Pekerjaan dalam teknik kultur jaringan harus senantiasa dalam keadaan bersih dan steril. Pemeliharaan kondisi aseptik diperlukan untuk mendapatkan keberhasilan yang memuaskan dalam pelaksanaan teknik kultur jaringan. Sterilisasi merupakan langkah awal dalam kegiatan kultur jaringan, meliputi: sterilisasi alat-alat gelas, instrumen dan bahan tanaman, sterilisasi ruang kerja dan perkerja (praktikan).
Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: autoklaf, pemanasan kering dalam oven, dan bahan kimia. Penggunaan cara ini tergantung dari jenis bahan yang akan disterilisasi.
Sumber eksplan yang berasal dari lapang cukup banyak mengandung kontaminan berupa mikroba (bakteri, fungi, nematoda) sehingga sebelum digunakan harus disterilisasi. Sterilisasi tanaman dilakukan dengan cara tidak mematikan jaringan tanaman tetapi dapat mematikan atau menghilangkan kontaminan yang ada.

Sterilisasi alat
Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:autoklaf, pemanasan kering dalam oven, dan bahan kimia. Penggunaan cara ini tergantung dari jenis bahan yang akan disterilisasikan.
Prosedur stelisasi alat-alat gelas dan instrumen lainnya, sebagai berikut :
1.      Di cuci alat-alat gelas (labu ukur, erlemenyer, botol-botol kultur) dengan air sabun.
2.      Bilas alat-alat gelas tersebut beberapa kali dalam air mengalir.
3.      Kering anginkan beberapa saat hingga sisa air bilasan hilang dan dapat langsung di gunakan.
4.      Bilas dengan aquades alat-alat gelas setiap akan menggunakannya.
5.      Khusus untuk botol-botol kultur, cawan petri, dan alat-alat disterilkan dengan menggunakan autoklaf.
6.      Botol kultur yang telah di bersihkan di masukkan ke dalam autoklaf. Suhu autoklaf untuk sterilisasi adalah 121oC dengan tekanan 17,5 psi selama satu jam, perhitungan di mulai saat tekanan telah tercapai.
7.      Setelah waktu autoklaf selesai, biarkan suhu dan tekanan autoklaf turun hingga ketitik awal (nol).
8.      Botol kultur yang telah di sterilkan di simpan di tempat yang steril dan bersih atau dalam ruang kultur.
9.      Alat-alat tanam (pinset, gunting) dapat di sterilkan dengan pembakaran atau pemanasan dalam alat-alat bakteri-nerator.
10.  Alat-alat (gelas petri, kertas, pinset, gunting) sebelum di autoklaf di bungkus dengan kertas.
                                                                                                                                  





                      Sterilisasi botol kultur dengan menggunakan autoklaf

Sterilisasi eksplan dan penanaman bawang putih
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam sterilisasi dan penanaman eksplan bawang putih adalah sebagai berikut :
1.      Siapkan eksplan bawang putih, di potong 1/4  bagian yang di ambil adalah bagian bawah atau tempat keluarnya akar.
2.      Setelah di potong hingga bagian terkecil eksplan bawang putih di cuci dengan aquades dan di rendam ke dalam clorox (Byclean) selama 10 menit di perkecil lagi eksplan bawang putih dengan membuang seludang kulit luarnya.
3.      Di rendam di bilas lagi dengan menggunakan aquades.
4.      Siapkan alat dan untuk menanam di atas Laminar Air Flow (LAF) gunting, scalpel, pinset, cawan petri, bunsen, betadine, eksplan bawang putih dan botol kultur (media).
5.      Sterilkan tangan menggunakan alkohol dengan cara di semprot (handspayer) sebelum melakukan penanaman dan juga apabila tangan keluar dari dalam LAF.
6.      Masukkan eksplan kedalam cawan petri yang telah diisi dengan betadine.
7.      Panaskan pinset pada bunsen, ambil botol kultur buka tutup botol (aluminium foil) dengan pinset dan panaskan aluminium foil di atas bunsen kemudian letakkan.
8.      Ambil eksplan bawang putih yang ada di cawan petri dengan pinset yang telah di panaskan di atas bunsen dan di tanam ke dalam botol kultur secara hati-hati.
9.      Eksplan bawang putih di tanam dan di tutup rapat dengan aluminium foil yang sebelumnya telah di panaskan di atas bunsen dan diikat menggunakan karet gelang dan di simpan di ruang inkubasi.
10.  Pengamatan di lakukan pada eksplan bawang putih.

                  
                 Penanaman eksplan ke dalam botol kultur
Pembuatan larutan stok
Langkah – langkah pembuatan larutan stok :
1.      Larutan stok hara mikro
Langkah – langkah pembuatan stok hara miko :
a.    Siapkan alat timbangan analitik, aluminium foil, labu semprot gelas piala dan bahan hara mikro yaitu KI, H3BO3, MnSO . 4H2O, ZnSO4 . 7H2O, NaMoO4 . 2H2O, CuSO4 5H2O dan CaCl2 6H2O
b.   Setelah disiapkan alat dan bahan timbang masing-masing senyawa seperti yang terdapat pada. Larutan stok hara mikro yang akan dibuat 250 ml.
c.    Masukkan senyawa pertama ke dalam gelas piala 250 ml yang telah diisi aquades sebanyak 10 ml kemudian aduk.
d.   Setelah senyawa pertama larut di masukkan lagi senyawa yang kedua yang telah ditimbang begitu seterusnya hingga semua senyawa larut.
e.    Tepatkan volume gelas piala hingga 250 ml dengan menambahkan aquades dan tutup rapat menggunakan aluminium foil.
f.    Beri label dengan “Stok Hara Mikro” dan disimpan pada suhu rendah atau sejuk.
2.   Larutan stok hara makro
              Langkah – langkah pembuatan stok hara makro yaitu :
a.       Larutan Stok A (NH4NO3)
·         Untuk Media MS (Murashige dan Skoog) dibutuhkan NH4NO3  1650 mg/l (1650 ppm). Karena stok yang akan dibuat hanya 250 ml maka NH4NO3  yang dibutuhkan yaitu 4,12 g.
·         Timbang senyawa NH4NO3  sebanyak 4,12 g.
·         Masukkan ke dalam gelas piala 250 ml yang telah disi aquades sebanyak 25 ml, aduk hingga larut.
·         Setelah NH4NO3  larut dicukupkan aquades hingga penuh gelas piala 250 ml.
·         Ditutup rapat dengan menggunakan aluminium foil
·         Diberi label “Stok A”, kemudian disimpan pada suhu kamar 16oC.
b.      Larutan Stok B (KNO3)
·         Untuk Media MS (Murashige dan Skoog) dibutuhkan KNO3  1900 mg/l (1900 ppm). Karena stok yang akan dibuat hanya 250 ml maka KNO3  yang dibutuhkan yaitu 4,5 g.
·         Timbang senyawa KNO3  sebanyak 4,5 g.
·         Masukkan ke dalam gelas piala 250 ml yang telah disi aquades sebanyak 50 ml, aduk hingga larut.
·         Tahap selanjutnya sama dengan pembuatan larutan Stok A di atas.
·         Larutan jadi dari KNO3  diberi label “Stok B”.
c.       Larutan Stok C (CaCl2 . 2H2O)
·         Untuk Media MS (Murashige dan Skoog) dibutuhkan CaCl2 . 2H2O  440 mg/l (440 ppm). Karena stok yang akan dibuat hanya 250 ml maka CaCl2 . 2H2O  yang dibutuhkan yaitu 1,1 g.
·         Timbang senyawa CaCl2 . 2H2O  sebanyak 1,1 g.
·         Masukkan ke dalam gelas piala 250 ml yang telah disi aquades sebanyak 50 ml, aduk hingga larut.
·         Tahap selanjutnya sama dengan pembuatan larutan Stok A dan B.
·         Larutan jadi dari CaCl2 . 2H2O  diberi label “Stok C”.
d.      Larutan Stok D (MgSO4 . 7H2O dan KH2PO4)
·         Untuk Media MS (Murashige dan Skoog) dibutuhkan MgSO4 . 7H2O  370 mg/l (370 ppm) dan KH2PO4 170 mg/l (170 ppm)  . Karena stok yang akan dibuat hanya 250 ml maka CaCl2 . 2H2O  yang dibutuhkan yaitu 0,92 g dan KH2PO4 sebanyak 0,42 g. (Lampiran)
·         Timbang senyawa CaCl2 . 2H2O  sebanyak 0,92 g dan KH2PO4 sebanyak 0,42 g.
·         Masukkan CaCl2 . 2H2O ke dalam gelas piala 250 ml yang telah disi aquades sebanyak 25 ml, aduk hingga larut setelah larut dicampurkan KH2PO4 aduk hingga larut.
·         Tahap selanjutnya sama dengan pembuatan larutan Stok A, B dan C.
·         Larutan jadi dari CaCl2 . 2H2O  dan KH2PO4 diberi label “Stok D”.
e.       Larutan Stok E (FeSO4. 7H2O dan Na2EDTA)
·         Untuk Media MS (Murashige dan Skoog) dibutuhkan FeSO4. 7H2O  27,8 mg/l (27,8 ppm) dan Na2EDTA 37,3 mg/l (37,3 ppm)  . Karena stok yang akan dibuat hanya 100 ml maka FeSO4. 7H2O  yang dibutuhkan yaitu 0,02 g dan Na2EDTA sebanyak 0,03 g.
·         Timbang senyawa FeSO4. 7H2O  sebanyak 0,02 g dan Na2EDTA sebanyak 0,03 g.
·         Masukkan FeSO4. 7H2O ke dalam gelas piala 100 ml yang telah disi aquades sebanyak 10 ml, aduk hingga larut sambil dipanaskan beberapa menit untuk mempercepat pelarutan setelah larut dicampurkan lagi Na2EDTA aduk hingga larut.
·         Setelah FeSO4. 7H2O  dan Na2EDTA  larut dicukupkan aquades hingga penuh gelas piala 100 ml.
·         Di tutup rapat seluruh bagian gelas piala dengan menggunakan aluminium foil.
·         Larutan jadi dari FeSO4. 7H2O  dan Na2EDTA diberi label “Stok E”.
3.      Larutan Stok Vitamin
Adapun langkah-langkah pembuatan larutan stok vitamin sebagai berikut
a.       Timbang masing-masing jenis vitamin yaitu glycine, nicotinic acid, pyridoxin-HCl, thiamin-HCl dan Myo-inositol larutan vitamin yang akan dibuat
b.      Larutkan vitamin tesebut ke dalam gelas piala 100 ml yang telah terisi 10 ml aquades, aduk hingga larut dan untuk vitamin Myo-inositol dibedakan tersendiri ke dalam gelas piala 250 ml.
c.       Tepatkan volume gelas piala hingga 100 ml dengan menambahkan aquades kemudian tutup rapat menggunakan aluminium foil begitu juga dengan vitamin Myo-inositol.
d.      Beri label dengan “Stok Vitamin” pada gelas piala 100 ml dan “Myo” pada gelas piala 250 ml disimpan dalam lemari pendingin atau udara sejuk.

4.      Larutan Stok Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Auksin 2,4-D
Adapun langkah-langkah pembuatan ZPT 2,4-D sebagai berikut :
a.       Timbang bahan zat pengatur tumbuh 2,4-D sebanyak 0,02 g.
b.      Tuang ke dalam gelas piala 250 ml yang telah berisi aquades 25 ml.
c.       Kocok larutan zat pengatur tumbuh agar melarut, untuk mempercepat pelarutan ditambahkan sedikit NaOH 1 N atau etanol 40% atau dengan cara memanaskan.
d.      Larutan zat pengatur tumbuh yang telah larut ditepatkan volumenya hingga 250 ml dengan menambahkan aquades, ditutup rapat menggunakan aluminium foil dan diberi label “Stok Hormon Tumbuh”.
e.       Stok hormon tumbuh dapat digunakan beberapa kali, sehingga perlu disimpan dalam lemari es.
Pembuatan media tanam
Adapun langkah-langkah yang di lakukan dalam pembuatan media sebagai berikut :
1.      Siapkan bahan dalam pembuatan media seperti stok hara makro, stok hara mikro, stok vitamin, stok hormon tumbuh (2,4-D dan Air Kelapa), agar, dan gula pasir. 
2.      Pipet stok hara makro mulai dari stok A, B, C dan D sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam gelas ukur. Begitu juga dengan stok E sebanyak 2,5 ml.
3.      Pipet stok hara mikro sebanyak 1,25 ml begitu juga stok vitamin dan Myo-inositol sebanyak 0,25 ml.
4.      Pipet Hormon tumbuh 2,4 D sebanyak 0,25 ml kemudian timbang gula sebanyak 7,5 gram dan di masukkan kedalam gelas piala yang berisi larutan air kelapa sebanyak 37,5 ml kemudian diaduk hingga larut dan dicukupkan 250 ml dengan aquades.
5.      Setelah gula larut dalam air kelapa, pipet sebanyak 37,5 ml dan di masukkan ke gelas ukur yang telah berisi stok hara makro, mikro, vitamin dan 2,4-D.
6.      Aduk campuran pada gelas ukur sambil di panaskan di atas kompor sambil diaduk selama 30 menit.
7.      Setelah campuran mendidih dilakukan pengukuran pH larutan .
8.      Di masukkan agar-agar sebanyak 2 gram dan di aduk.
9.      Kemudian masukkan campuran tadi ke dalam botol kultur yang  telah disiapkan.
10.  Setelah campuran media tadi di masukkan ke dalam botol kultur maka media harus disterilkan lagi menggunakan autoklaf selama 15 menit.
11.  Media yang telah di sterilkan di simpan di tempat inkubasi atau tempat sejuk.
Media kultur jaringan
Media kultur jaringan telah banyak di formulasikan oleh ahli fisiologi, sesuai dengan tujuan dan jenis tanaman. Formulasi kimia media kultur jaringan yang umum adalah : MS (Murashige dan Skoog), B5, Nitsch dan Nisch’s, White, Knop, Vacin dan Went, dan N-6. Pada dasarnya semua formulasi media ini terdiri dari hara mineral makro dan mikro, vitamin, sumber karbon (energi) dan asam amino, yang membedakan diantara (konsentrasi) dari unsur-unsur tersebut berbeda untuk tiap jenis tanaman dan tujuan penggunaan kultur jaringan.
Hormon tumbuh air kelapa (coconut milk/water) adalah cairan endosperma dari buah kelapa yang mengandung senyawa organik komplek (Pierik, 1997). Menurut Tulecke et al. (1961) air kelapa mengandung gula, gula alkohol, asam amino, asam organik, vitamin, fitohormon dan unsur anorganik (kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, tembaga, fosfor, sulfat dan klor). Asam amino yang terdapat di dalam air kelapa sebanyak 20 jenis, yaitu aspartat, glutamat, serin, glisin, asparagin, threonin, alanin, glutamin, histidin, lisin, arginin, prolin, valin, hidroksiprolin, leusin, fenilalanin, tirosin, y-aminobutirat, metionin dan homoserin.
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, selain itu diperoleh tanaman yang bebas virus, membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif (Anonim, 2008).
Larutan stok
Pembuatan larutan stok penting artinya, karena dapat menghindarkan di lakukannya penimbangan komponen media yang berulang-ulang. Senyawa larutan stok ini disimpan pada tempat yang berbeda dan dibuat dalam konsentrasi yang tinggi (kadang 10-100 kali) dari kebutuhan. Pembuatan larutan stok didasarkan atas: stok hara makro, stok hara mikro, stok Fe, stok vitamin dan stok hormon tumbuh (Abdullah, 1997).
Jumlah larutan stok ini harus disesuaikan dengan keperluan agar tidak terlalu lama tersimpan, misalnya stok hara dapat disimpan antara 4-8 minggu, stok vitamin dapat disimpan antara 2-3 bulan. Stok yang lain telah mengalami pengedapan dan ditumbuhi mikroorganisme tidak dapat dipakai lagi. Oleh karena itu, penyimpanan larutan stok harus bersih dan ditutup rapat serta disimpan ditempat sejuk atau udara dingin (lemari es).


ALAT DAN BAHAN
Alat
Adapun alat yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah :
·         Pinset : Di gunakan untuk menjapit eksplan.
·         Pisau skalpel : Di gunakan untuk memotong eksplan.
·         Botol kultur : Di gunakan sebagai botol tempat ditanamnya eksplan.  
·         Erlenmeyer: Di gunakan untuk menyimpan larutan stok.
·         Aluminium Foil: Di gunakan untuk menutup botol kultur maupun untuk melindungi larutan stok dari cahaya matahari secara langsung.

Bahan
Adapun bahan yang di gunakan dalam praktikum kultur jaringan bawang putih adalah Bawang putih, Betadine, Klorox (Byclean), Alkohol 70%, Aquades, Stok Hara Makro dan Mikro, Stok Hormon Tumbuh (2,4-D dan Air Kelapa), Agar, Tissue, Karet gelang dan Aluminium foil.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun pengamatan yang di lakukan setiap minggunya untuk mengamati setiap eksplan berupa jumlah eksplan yang hidup, mati, berlendir dan berjamur.

Adapun hasil pengamatan dari praktikum KULTUR JARINGAN TANAMAN pada tanaman bawang putih, yaitu ;

Tabel 1 : Pengamatan pertama
EKSPLAN
HIDUP
MATI
BERLENDIR
BERJAMUR



Bawang putih
-
-
1
1
3
-
-
-
2
-
-
1
-
-
2
1
1
-
1
-
1
-
1
-
1
-
1
1
2
-
-
-
Sumber : Data primer setelah diolah 2012
Tabel 2: Pengamatan kedua

EKSPLAN
HIDUP
MATI
BERLENDIR
BERJAMUR



Bawang putih
-
2
-
-
1
2
-
-
2
1
-
-
1
2
-
-
1
1
-
-
1
1
-
-
2
1
-
-
2
-
-
-
Sumber: Data primer setelah diolah 2012


Tabel 3 : Pengamatan ketiga
EKSPLAN
HIDUP
MATI
BERLENDIR
BERJAMUR



Bawang putih
-
2
-
-
1
2
-
-
2
1
-
-
1
2
-
-
1
1
-
-
1
1
-
-
2
1
-
-
2
-
-
-
Sumber: Data primer setelah diolah 2011

Dari hasil percobaan, di peroleh persentase berapa % pertumbuhan dan % kontaminasi adalah
% pertumbuhan           = Jumlah tanaman yang hidup  x 100%
     Jumlah tanaman seluruhnya
                                    = 10 x 100%
= 1000 %

% kontaminasi             =  Jumlah botol kutur yang terkontaminasi x 100%
                                         Jumlah tanaman seluruhnya
= 10 x 100 %
= 1000 %

% Pertumbuhan               =        10          x 100 %                                                                                                    20
                                         = 50%

% Kontaminasi                =          10        x 100 %
                                                     20
                                         = 50 %




Pembahasan
Dari hasil percobaan, di ketahui bahwa % pertumbuhan adalah 50 %. Di mana kalus tersebut tumbuh dari lubang kecil yang terdapat di dalam siung yang terdiri dari calon-calon tanaman baru pada tanaman bawang putih. Hal ini sesuai menurut Wibowo (1999) yang menyatakan bahwa siung bawang putih kelihatannya utuh, tetapi sebenarnya di bagian dalam terdapat lubang kecil dari dasar sampai ke ujung siung. Di dalam lubang kecil ini, di dalam siung bagian bawah terdapat tunas-tunas vegetatif yang terdiri dari calon-calon tanaman baru.
Dari hasil percobaan di peroleh 50 % yang terjadi kontaminasi. Adapun kontaminasi tersebut kemungkinan di sebabkan oleh proses sterilisasi eksplan dan media yang kurang steril, lingkungan kerja dan penanaman yang tidak hati-hati juga dari hewan kecil yang berhasil masuk ke botol kultur. Beberapa sumber kontaminasi mikroorganisme pada sistem kultur jaringan dapat di simpulkan bahwa medium sebagai akibat proses sterilisasi yang tidak sempurna, Lingkungan kerja dan pelaksanaan penanaman yang kurang hati-hati dan kurang teliti, Eksplan : Secara internal (kontaminan terbawa dalam jaringan), secara eksternal akibat dari prosedur sterilisasi yang kurang sempurna. (Hendaryono dan Wijayani, 1994)
Masalah yang sering di hadapi pada kultur tahap ini adalah terjadinya pencokelatan atau penghitaman bagian eksplan (browning). Hal ini di sebabkan oleh senyawa fenol yang timbul akibat stress mekanik yang timbul akibat pelukaan pada waktu proses isolasi eksplan dari tanaman induk. Senyawa fenol tersebut bersifat toksik, menghambat pertumbuhan atau bahkan dapat mematikan jaringan eksplan. (Luri, 2009).
Hal yang menyebabkan timbulnya jamur pada kultur jaringan tanaman ( bawang putih ), adalah kemungkinan besar di sebabkan oleh alat yang di gunakan kurang steril sehingga dapat menimbulkan timbulnya jamur, alat-alat yang di gunakan harus dalam keadaan steril. Karena kondisi yang seteril akan menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak steril, maka akan mudah terkena kontaminasi sehingga kemampuan totipotensi sel akan terhambat. Alat-alat logam dan gelas yang di gunakan pada saat penanaman dapat di sterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga di sterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakar bunsen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.      Dari hasil percobaan diketahui bahwa % pertumbuhan adalah 50%.
2.      Dari hasil percobaan diketahui bahwa % kontaminasi adalah 50%.
3.      Dari hasil percobaan diketahui bahwa suhu dan cahaya pada ruang inkubasi mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan.
4.      Dari hasil percobaan diketahui bahwa pada kontaminasi dapat disebabkan oleh proses sterilisasi eksplan dan media yang tidak steril, lingkungan kerja dan penanaman yang tidak hati-hati juga dari hewan kecil yang berhasil masuk ke botol kultur.


Saran








DAFTAR PUSTAKA

Sany, 2007. Kultur jaringan tanaman, jakarta
Slater, A., N. Scott, M. Fowler. 2003. Plant Biotechnology : The Genetic
Manipulation of Plants. Oxford University Press Inc., New York.

Zulkarnain, 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta.
Widarto, 1996. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung,
Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius, Yogyakarta.

Gunawan, 1988. Sterilisasi tanaman bawang putih.
Pierik RLM. 1997. In Vitro Culture of Higher Plants. Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, The Netherlands.

Anonim, 2008. Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan tanaman.

Abdullah. 1997. Pedoman Praktikum Teknik Kultur Jaringan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia. Makassar.

Wibowo, 1999. Budidaya Bawang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hendaryono, D.P dan A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan: Pengendalian dan  Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif Modern. Kanisius, Jakarta.

Luri, S. 2009. Diakses dari http://www.kultur-jaringan.blogspot.com, tanggal 27
Oktober 2009/3 pages.

http://.anthuriumonline.wordpress.com. Diakses pada tanggal 22 Desember 2008.

http://id.wikipedia.org. Bawang putih. Diakses tanggal 11 November 2009.





LAMPIRAN
Tabel Lampiran 1. Komposisi Media Murashige and Skoog (MS)
Larutan
Stok
Senyawa Kimia
Konsentrasi
Kimia (g/l)
Volume Stok Dalam Media (ml/l)
Murashige and Skoog (MS)
mg/l
A
B
C




D
E



F

G



H
NH4NO3
KNO3
H3BO3
KH2PO4
Kl Na2MoO4.2H2O
COCl2.2H2O
CaCl2.2H2O MgSO4.7H2O
MnSO4.7H2O
ZnSO4.7H2O
CuSO4.5H2O
Na2EDTA
FeSO4.7H2O
Thiamine HCl
Pyridoxine-HCl
Nicotinic Acid
Glycine
Myo-inositol
82,500
95,000
1,240
34,000
0,166
0,050
0,005
88,000
74,000
3,380
1,720
0,005
3,370
2,780
0,010
0,050
0,050
0,200
10,000
20
20
5




5
5

1

10

10
1650
1900
6.2
170
0.83
0.25
0.025
440
370
22.3
8.6
0.025
37.3
27.8
0.1
0.5
0.5
2.0
100

Gula                   = 30 g/l
Agar-agar           = 7 g/l
IAA                    = 1 ppm
BAP                   = 4 ppm


1 komentar:

  1. Coin Casino Review 2021 - Get $100 No Deposit Bonus
    Coin Casino is a real deccasino money online casino with a few cool features that you can 1xbet do when you play casino games for real money. · Deposit Options. · Welcome Bonus. · 24/7 Support. · Desktop and Mobile. · 인카지노 Banking.

    BalasHapus